Lebih Dekat dengan Jurnalistik


Ok, di sini, saya hanya ingin membagikan apa yang saya tahu tentang jurnalistik..dunia yang sempat saya geluti di kampus… Walaupun materinya di ambil dari pelbagai sumber, tapi semoga cukup membantu bagi yang ingin mengetahui tentang Jurnalistik.

Apa itu jurnalistik??? Nah, mari kita pelajari lebih dalam lagi tentang jurnalistik… 🙂


Pengertian Jurnalistik

Pengertian istilah jurnalistik dapat ditinjau dari tiga sudut pandang: harfiyah, konseptual, dan praktis. Secara harfiyah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day). Asal-muasalnya dari bahasa Yunani kuno, “du jour” yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak.

Secara praktis, jurnalistik adalah proses pembuatan informasi atau berita (news processing) dan penyebarluasannya melalui media massa. Dari pengertian kedua ini, kita dapat melihat adanya empat komponen dalam dunia jurnalistik: informasi, penyusunan informasi, penyebarluasan informasi, dan media massa. Jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan sampai kepada penyebarannya kepada masyarakat.

Media Jurnalistik

Media-media yang dipakai oleh para jurnalis dan produsen jurnalistik dalam menampilkan obyek jurnal, diantaranya adalah:

a. Media Verbal

Merupakan media jurnalistik yang mempergunakan kata-kata atau tulisan. Pada awalnya berita disebarluaskan melalui telex (hingga saat ini masih dipergunakan, seperti pada kantor-kantor berita nasional), perkembangan selanjutnya melalui media cetak seperti pada koran dan majalah.

b. Media Foto

Media gambar diam yang didapatkan dengan tekhnologi kamera, dikenal dengan istilah Fotografi Jurnalistik. Mulai dikenal dan berkembang sejak tahun 1851, berkat jasa wartawan perang pertama, Roger Fenton.

c. Media Audio

Pemanfaatan tekhnologi audio yang berkembang hingga pada pemberitaan melalui stasiun pemancar radio.

d. Media Visual

Media gambar bergerak. Lebih banyak diminati, karena lebih mudah dinikmati. Saat ini telah berkembang berkat tekhnologi elektronik audio-visual, sehingga tidak hanya menyaksikan rekaman gambar bisu, namun juga dapat menikmati suaranya.

Proses Kerja Jurnalistik

Karena yang lazim kita geluti dalam dunia kemahasiswaan adalah jurnalistik media cetak, maka secara teknis, berikut ini ditampilkan proses kerja yang dilalui dalam mengantarkan sajian berita dan informasi kepada pembaca:

  1. Rapat Redaksi

Yaitu rapat untuk menentukan tema-tema yang akan ditulis dalam penerbitan edisi mendatang. Dalam rapat ini dibahas juga mengenai pembagian tugas reportase.

2.  Reportase

Teknik-teknik reportase, antara lain:

a. Wawancara

Wawancara merupakan bentuk reportase dengan cara mengumpulkan data berupa pendapat, pandangan, dan p[engamatan seseorang tentang suatu peristiwa.

b. Observasi

Observasi (pengamatan) merupakan teknik reportase dengan cara mengamati baik setting maupun sebuha peristiwa di lapangan.

c. Riset Dokumentasi

Riset Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dan fakta dengan riset melalui buku, internet, dan sumber-sumber dokumentasi data lainnya.

3. Penulisan Berita

Setelah melakukan reportase, wartawan media cetak akan melakukan proses jurnalistik berikutnya, yaitu menulis berita. Di sini, wartawan dituntut untuk mematuhi asas 5 W + 1 H yang bertujuan untuk memenuhi kelengkapan berita. Asas ini terdiri dari WHAT (apa yang terjadi), WHO (siapa yang terlibat dalam kejadian tersebut), WHY (mengapa terjadi), WHEN (kapan terjadinya), WHERE (di mana terjadinya), dan HOW (bagaimana cara terjadinya).

Ada tiga bentuk penulisan berita yang dikenal secara umum, yaitu:

a. Straight News

Berita yang singkat, langsung ke pokok persoalan dan fakta-faktanya. Biasanya harus memenuhi unsur 5 W + 1 H secara ketat dan harus cepat-cepat dimuat, karena terlambat sedikit bisa basi. Istilah Hard News lebih mengacu ke cara penulisannya (struktur penulisan)

b. Soft News

Berita yang dari segi struktur penulisan relative lebih luwes, dan dari segi isi tidak terlalu berat. Soft News umumnya tidak terlalu lugas, tidak kaku, atau ketat, khususnya dalam soal waktunya.

c. Feature News

Berita yang mengisahkan suatu peristiwa, tahan waktu, menarik, strukturnya tidak kaku, dan biasanya mengangkat aspek kemanusiaan. Panjang tulisan features bervariasi dan boleh ditulis seberapa panjang pun, sejauh masih menarik. Misalnya features tentang kehidupan anak-anak tuna grahita di Karangpoh.

4.  Editing

Yaitu proses penyuntingan naskah yang bertujuan untuk menyempurnakan penulisan naskah. Penyempurnaan ini dapat menyangkut ejaan, gaya bahasa, kelengkapan data, efektivitas kalimat, dan sebagainya.

5. Setting dan Layout

Setting merupakan proses pengetikan naskah yang menyangkut pemilihan jenis dan ukuran huruf. Sedangkan layout merupakan penanganan tata letak dan penampilan fisik penerbitan secara umum. Setting dan layout merupakan tahap akhir dari proses kerja jurnalistik. Setelah proses ini selesai, naskah dibawa ke percetakan untuk dicetak sesuai oplah yang ditetapkan.

Nilai Berita

Layak atau tidaknya suatu berita untuk ditampilkan, dapat diperiksa dengan menilai sifat-sifatnya.

  1. Significant (penting). Misalnya kasus korupsi yang sekarang marak terjadi. Ini menjadi penting karena yang dikorupsi adalah uang rakya. Maka layak menjadi berita. Ini juga relatif tergantung dari khalayak pembaca yang dituju. Isu Sri Sultan Hamengkubuwono X saat mencalonkan diri tentu penting untuk dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat, tetapi kurang penting dimuat di majalah Kawanku, karena khalayak pembacanya berbeda.
  2. Consequencies (dapat membawa akibat yang luas bagi orang banyak). Misalnya peristiwa kenaikan harga BBM (bahan baker minyak), atau peristiwa lengsernya Presiden Soeharto dari kursi kepresidenannya. Konflik sosial-politik yang menimbulkan ketegangan juga layak menjadi berita, karena mempunyai akibat besar dan luas bagi masyarakat banyak.
  3. Human interest (menarik dari sudut kepentingan kemanusiaan). Misalnya peristiwa gempa bumi atau banjir yang banyak membawa korban.
  4. Prominence (melibatkan tokoh terkemuka, orang penting, atau orang terkenal). Misalnya peristiwa kematian Lady Diana, Putri Kerajaan Inggris
  5. Proximity (terjadinya dekat dengan tempat tinggal para pembaca atau pemirsa). Peristiwa yang terjadi di negeri kita, akan lebih menarik perhatian kita dari pada peristiwa yang terjadi di negeri asing yang jauh. Secara naluriah, manusia lebih menyenangi sesuatu yang lebih dekat dengan lingkungannya sendiri, daripada lingkungan orang lain.
  6. Timelines (baru saja terjadi). Maksudnya ada kedekatan jarak waktu antara terjadinya peristiwa dengan waktu diberitakannya.

Prinsip Dasar Tugas Jurnalistik

Untuk menghasilkan karya jurnalistik yang berkualitas, seorang wartawan hendaknya mematuhi prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam menjalankan tugas-tugas jurnalistik. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Wartawan harus menulis berdasarkan prinsip both sides writing. Artinya, dalam membahas suatu masalah, mereka harus menampilkan pendapat dari pihak yang pro dan yang kontra. Ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan opini.
  2. Dalam melakukan wawancara, wartawan harus menghargai sepenuhnya hak-hak nara sumber. Wartawan tidak boleh memuat hasil wawancara yang oleh nara sumber dinyatakan of the record. Bagi nara sumber yang merupakan saksi mata sebuah kejahatan atau menjadi korban perkosaan misalnya, wartawan wajib merahasiakan identitas mereka. Ini bertujuan untuk menjaga keselamatan atau nama baik nara sumber.
  3. Wartawan tidak selayaknya memasukkan opini pribadinya dalam sebuah karya jurnalistik. Yang seharusnya ditampilkan dalam tulisan adalah opini para nara sumber.
  4. Setiap pernyataan yang terangkum dalam karya jurnalistik hendaknya disertai oleh data yang mendukung. Jika tidak, pers dapat dianggap sebagai penyebar isu atau fitnah belaka. Akibatnya, kepercayaan masyarakat terhadap pers menjadi berkurang. Bahkan pihak yang “terkena” oleh pernyataan yang tanpa data tadi, dapat menggiring pengelola pers ke pengadilan.

*Dikutip dari pelbagai sumber